fbpx

Profile Herbalist


Manistri Tambunan

  • Certificate IV Remedial Therapies (Aromatherapy): Melbourne College Natural Medicine, Australia
  • Certificate of Acupressure Massage: Shen Healing Clinic of Traditional Chinese Medicine, Melbourne
  • Certificate of Level 2, Work Place First Aid Certificate: Monash University, Melbourne
  • Certificate of Chinese Herbal Medicine: Cathay Herbal, Australia
  • Certificate of Acupuncture: The Training Centre of China Academy of Traditional Chinese Medicine, Beijing China
  • Sertifikat akupunktur: Yayasan Pembelajaran Akupunktur Internasioanal Indonesia (YAPAINI)

 

Background of Herbal Learning

 

 Pengalaman Pribadi Manistri Tambunan mengobati kedua anaknya mendorong Anies, sapaan akrab Manistri, untuk menjadi Ahli  Aromaterapi Herbal dan membuka klinik sendiri semenjak tahun 2004. Setelah menamatkan pendidikan bidang herbal Aromatherapy tahun 2003 di Australian Natural Medicine, Melbourne, Australia, Anies segera pulang ke Indonesia untuk menyembuhkan anak bungsunya. Waktu itu, sang anak sangat tergantung pada ventolin, atau obat hirup khusus penderita asma. Ia juga tergantung pada obat hidrocortisone lantaran setiap hari gatal eksimnya kumat. “Penyakit diarenya juga membuat buang air besar anak saya tidak normal,” ujar Anies.

Berkat terapinya, setahun berikutnya, sang anak sembuh total. Pengalamannya dan keterampilannya dibidang Aromaterapi herbal dan ekstrak herbal pun ia terapkan pada sang ibu yang baru saja menjalani operasi ginjal. “Tak berapa lama bekas operasi sembuh,”.ujarnya. Tak hanya mengobati keluarga, dikampung halamannya di Padang Pariaman, Sumatera Barat, Anies juga banyak mengobati anak-anak tetangganya. Keberhasilan mengobati banyak orang membuat sang ibu menyarankan Anis untuk membuka klinik.

Anies pun memutuskan menyewa sebuah tempat usaha  di Kemang, Jakarta Selatan, untuk membuka klinik konsultasi aromaterapi herbal dan Chinese Medicine. Ketika itu, sang suami menentang keputusan Anies karena nekad membuka bisnis tanpa tahu kondisi pasar. Belakangan, perkataan sang suami terbukti benar. “Saya kesulitan mengenalkan aromatherapy sebagai herbal medicine, karena banyak orang Indonesia belum tahu khasiatnya,” kenangnya. Untungnya, berkat promosi dari mulut kemulut temannya, klien klinik herbal Anies mulai banyak. Meski begitu, hasilnya tak sebanyak perkiraan Anies. Karena, harga racikan ekstrak herbal aromatherapy buatan Anies sangat mahal. Soalnya, semua bahan masih diimpor.

Akhirnya Anies memutuskan menutup bisnis klinik herbalnya pada tahun 2005. Meskipun,saat itu, nama Anies mulai dikenal dalam dunia aromatherapy karena menjadi salah satu dari sedikit orang yang memasarkan metode pengobatan dengan ekstrak herbal tanah air. Setelah menutup kliniknya, Anies banting setir menjadi wanita karir disebuah perusahaan nasional ternama. Namun, keasyikan bekerja membuat Anies mulai melupakan kesehatan kedua anaknya. Akibatnya, kedua anak Anies mulai sakit-sakitan alergi kembali. Melihat kondisi kedua buah hatinya tersebut, ia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan kembali mengobati anak-anaknya.

Dalam proses pengobatan itu, hati Anies kembali terpanggil untuk meringankan beban orang-orang yang mempunyai penderitaan serupa dengan kedua anaknya. “Namun, kali ini saya memutuskan untuk berbisnis secara online,” tandas Anies. Sejak April 2007, Anies resmi membuka situs klinik herbal terbarunya dengan nama Anisherbal dan merek produksi Annise Herbal. Dengan berbisnis online, Anies tak perlu repot menyewa tempat. Biaya konsultasi pun bisa dipangkas. “Harga paket aromatherapy  bisa ditekan,” ujarnya.